Krisis Pangan Dunia Semakin Nyata, Jaga Stok Makanan dari Hama Gudang

Jurnalsulsel.com – Perang antara Rusia dan Ukraina terus memberi dampak besar terhadap pangan dunia. Krisis pangan pun mulai menghantui, apalagi saat ini inflasi terus terjadi di hampir seluruh negara.

Harga-harga bahan pangan mengalami kenaikan cukup signifikan. Bahkan di beberapa negara di Afrika dan Asia sudah dilanda krisis pangan, sampai sudah terjadi kelaparan.

Sementara itu, beberapa negara di Eropa juga sudah mulai mengalami inflasi yang cukup tinggi.

Salah satu penyebab krisis pangan yakni harga pangan pokok yakni gandum mengalami kenaikan harga yang sangat signifikan. Itu karena negara penghasil gandum terbesar di dunia yakni Ukraina, Belarusia, dan Rusia menahan stok gandum mereka untuk tidak dijual ke luar negeri.

Tiga negara itu merupakan negara penghasil gandum terbesar di dunia. Pasokan gandumnya mencapai 30 hingga 40 persen kebutuhan dunia.

Pengamat pertanian Indonesia pun mulai angkat bicara soal potensi besar krisis pangan. Ir Jaka Widada MP PhD dalam sebuah artikel mengungkapkan jika tanda-tanda krisis pangan itu sudah jelas. Itu ditandai dengan iklim yang tidak menentu, hujan ekstrem, bencana alam, dan lain-lain. Akibatnya petani gagal panen karena kebanjiran atau kekeringan dan gagal panen karena ledakan hama dan penyakit.

Dia juga mengungkapkan, jika saat ini jumlah penduduk terus mengalami kenaikan. Sementara kenaikan produksi pangan tidak seimbang dengan kenaikan jumlah penduduk.

FAO sebagai badan pangan dunia, lanjut Jaka Widada, memperkirakan pada tahun 2050 penduduk dunia tembus 10 miliar. Dengan banyaknya penduduk dunia, sudah barang tentu membutuhkan makanan dalam jumlah besar juga.

Melihat dari data yang ada, agar tidak terjadi krisis pangan, maka yang harus dilakukan adalah peningkatan produksi pangan itu sendiri.

Soal krisis pangan, Indonesia sudah mulai terkena imbasnya. Itu dapat dilihat dengan terjadi kenaikan harga pangan di pasar saat ini, meski memang belum begitu terasa, namun inflasi Juni baru-baru ini cukup memberi signal akan hal tersebut.

Melihat potensi itu, baru-baru ini, lawatan Presiden Jokowi ke Ukraina dan juga Rusia membahas dampak perang terhadap krisis pangan. Dimana jalur suplay pangan dan pupuk perlu dijamin keamanannya.

Juga dalam beberapa kesempatan, Presiden Joko Widodo mengungkapkan terdapat 60 negara yang mulai dihatui keruntuhan ekonomi. Dari jumlah itu, 42 diantaranya hampir terkonfirmasi.

Bukan hanya itu, Presiden Jokowi juga mengungkapkan jika saat ini banyak negara yang ekonominya ambruk dan diperparah tak memiliki cadangan devisa serta tak bisa membeli bahan bakar dan pangan.

Presiden Jokowi juga membuktikan hal itu dengan adanya telepon dari seorang Perdana Menteri supaya Indonesia memasok minyak goreng ke negaranya. Jika tidak, negara itu terancam krisis jika minyak goreng tidak tersedia di pasar.

Ancaman krisis pangan juga mendapat respon dari Gabungan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI). Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman dalam sebuah berita dilansir CNBC mengatakan jika Indonesia harus memacu produksi pangan sesuai arahan Presiden Jokowi.

Dia juga mengungkapkan, dampak perang Rusia-Ukraina akan terus terasa jika kedua negara itu lanjut berkonflik.

Stok pangan untuk tahun depan dikatakannya harus jadi fokus utama. Apalagi perang antara kedua negara tersebut telah merubah pola pertanaman pertanian, hingga berakibat pada turunnya panen.

Stok pangan atau makanan di masa-masa seperti ini perlu menjadi perhatian serius seluruh pengusaha dalam negeri. Terlebih mengamankan stok dari serangan hama gudang dan hama lainnya.

Itu karena, seberapa besar pun stok yang ada jika tidak diamankan, maka tidak bisa diandalkan nanti. Hama gudang menjadi utama harus dijaga dalam merusak stok yang ada.

Fumilikuid 2 GA menjadi salah satu solusi untuk mengamankan stok pangan dari serangan hama. Selain sudah tersertifikasi Kementerian Pertanian. Juga sudah lolos dari serangkaian uji.

Fumilikuid 2 GA juga telah dilengkapi dengan berbagai sertifikat. Seperti COA (certificate of analysis), MSDS.

Fumilikuid dinilai akan memberi andil dalam mengatasi krisis pangan dengan mengamankan stok. PT Panca Prima Wijaya menjadi agen resmi pemasaran produk ini, dan juga berbagai produk pangan lainnya. (*/dirman)

Komentar

Baca Juga