Tentukan Musim Tanam, Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kalaena Gelar Tudang Sipulung

Metro630 views

JURNALSULSEL.COM, LUWU TIMUR—Acara Tudang Sipulung yang digelar Badan penyuluhan pertanian (BPP) kecamatan kalaena pada Jum’at (26/11/22) merupakan ajang musyawarah antara petani dengan pemerintah untuk menentukan dan menyepakati waktu dimulainya turun sawah atau musim tanam.

Kegiatan yang digelar di aula kantor kecamatan kalaena ini diawali dengan sidang komisi irigasi dan nantinya kegiatan ini akan ditindaklanjuti ke tingkat desa.

“Darsono selaku kepala BPP Kecamatan Kalaena menjelaskan bahwa kegiatan yang kita lakukan ditingkat kecamatan nantinya akan ditindaklanjuti ke tingkat desa, iapun juga menjelaskan bahwa kalau jumlah kelompok tani untuk tanaman pangan adalah sekitar 97 kelompok dari luas areal persawahan adalah 2672 ha. Selain itu produksi hasil persawahan sangat melimpah, kecamatan Kalaena menyumbang surplus gabah di Luwu timur sekitar 17 persen”, jelasnya dikutip dari teraskata.com.

Sementara itu,ketersedian air di sungai Kalaena ini cukup untuk mengairi lahan persawahan, kurang lebih 4 ribu kubik dalam kurun waktu tiga bulan bisa mencukupi kebutuhan akan air nantinya, baik tuk kecamatan Angkona, Kalaena dan sebagian kecamatan mangkutana” Kata Hadi selaku Kepala UPTD Pengairan.

Hadi berharap bahwa para petani bisa mengaplikasikan betul kesepakatan yang dibuat dalam musyawarah ini, karena buka tutup air ini bukan perkara yang sepele, karena kalau kita melenceng dari jadwal yang ditentukan maka kami tentu harus koordinasikan lagi ke Sekertariat komisi irigasi.

Terkait jadwal yang diajukan oleh BPP kecamatan Kalaena untuk rencana waktu hambur hingga Waktu tanam mulai tanggal 10 Januari s/d 05 Februari 2022 untuk kelompok varitas sedang.

Salah satu peserta yang merupakan anggota kelompok tani maminasae Yang ikut dalam kegiatan Tudang Sipulung mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh BPP, kegiatan ini rutin dilakukan saat memulai masa tanam,” ungkapnya.

Selanjutnya beliau mengomentari berdasarkan jadwal yang diajukan oleh BPP ke petani, pihaknya agak sedikit meminta kelonggaran dari jadwal yang ditentukan, karena kalau mengikuti jadwal yang ada maka besar kemungkinan saat panen nantinya diawal bulan mei pada Minggu pertama, harga gabah bisa turun, karena tidak ada pembeli gabah saat perayaan hari raya idul Fitri.

Lebaran hanya sehari atau dua hari tapi kegiatan kumpul keluarga saat lebaran bisa sampai seminggu lamanya,” ungkapnya.

(Int)

Komentar