JURNAL LUTIM – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Luwu Timur sementara, Ober Datte, bersama Wakil Bupati Luwu Timur, Mochammad Akbar Andi Leluasa, secara resmi menutup Pergelaran Seni dan Adat Budaya Padoe yang berlangsung di Lapangan Sirio-Rio, Kecamatan Towuti, Sabtu (21/09/2024). Acara penutupan ini diwarnai dengan pembakaran Lehodo (Peong) sebanyak 2024, yang menjadi simbol kuat pelestarian budaya masyarakat Padoe.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Akbar memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam menyukseskan pergelaran budaya yang meriah ini. Ia menekankan pentingnya upaya bersama dalam menjaga warisan budaya di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
“Pemerintah daerah sangat bangga dan berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat, tokoh adat, dan pihak terkait yang terus berupaya melestarikan budaya Padoe. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan dan meneruskan kebudayaan daerah kita?” ujar Akbar dengan penuh semangat.
Sementara itu, Ketua DPRD Lutim sementara, Ober Datte, juga menyampaikan kebanggaannya dapat menjadi bagian dari kegiatan yang sarat makna budaya dan tradisi ini. Ia berharap agar seni dan budaya Padoe dapat terus berkembang dan mendapat perhatian lebih dari masyarakat serta pemerintah.
“Budaya Padoe adalah kekayaan yang tak ternilai harganya. Kita harus terus mendukung upaya pelestariannya agar generasi mendatang dapat merasakan kebanggaan yang sama terhadap tradisi ini,” ungkap Ober Datte.
Acara penutupan ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan khas masyarakat Padoe, seperti pameran kerajinan tangan dan permainan rakyat tradisional, di antaranya Sambalako, Mesuke, Mehuloi, Mebanga, Melogo, serta ditutup dengan tarian kolosal dan Laemba massal bersama masyarakat Kecamatan Towuti.
Sejumlah tokoh penting turut hadir dalam acara tersebut, termasuk Ketua I Bidang Pembinaan Karakter Keluarga TP PKK Lutim, Arbiyanti Febthavia A. Leluasa, Camat Towuti Saenal, para Kepala Desa se-Kecamatan Towuti, Kabid Kebudayaan beserta jajarannya, Mohola Padoe, Ketua Dewan Adat Padoe Pusat, serta Ketua Dewan Adat Padoe Lutim.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen penting dalam melestarikan kebudayaan lokal, tetapi juga sebagai bukti nyata bahwa di tengah modernisasi, tradisi tetap hidup dan terus diwariskan kepada generasi muda. (*)
Komentar