Atasi Kutu Beras Dengan Cara Ini, Dijamin Ampuh

Masalah kutu beras tentu sangat mengganggu, apalagi masalah kutu di karung gudang penyimpanan beras. Kutu beras memiliki kemampuan berkembang biak yang tinggi dan masa hidup yang cukup lama, serangga ini mampu menimbulkan banyak kerusakan pada komoditas yang diserangnya, mulai dari kehilangan aroma alami sampai menurunnya kadar nutrisi dan kualitas. Oleh karena itulah kutu beras perlu dikendalikan misalnya dengan menggunakan obat kutu beras.

Namun, perlu ketahui bahwa obat kutu beras yang digunakan harus mampu mengendalikan hama gudang serta harus memenuhi standar keamanan pangan dan tidak meninggalkan residu.

Bahan kimia yang memenuhi kriteria tersebut adalah fosfin, yaitu gas yang terbentuk dari reaksi alumunium fosfida atau magnesium fosfida dengan uap air.

Fumigasi Fosfin

Fosfin atau higrogen fosfida biasa digunakan sebagai fumigan dalam pelaksanaan fumigasi pada berbagai produk seperti biji-bijian, sereal, produk makanan olahan. Hal tersebut dikarenakan fosfin memiliki karakteristik yang toksik dengan kemampuan penetrasi yang baik dan seragam.

Selain itu, fosfin juga tidak mempengaruhi produk baik dari segi warna, aroma, maupun rasa. Kelebihan lain yang dimiliki fosfin adalah bahan kimia ini tidak banyak terserap oleh produk selama proses fumigasi berlangsung. Fosfin pada produk biasanya akan hilang setelah fumigasi.

Fosfin relatif tidak berbahaya jika digunakan sebagai fumigan untuk produk-produk konsumsi karena sisa gas yang dapat dibuang dengan mudah saat proses aerasi atau pembuangan gas.

Meski begitu, pelaksanaan fumigasi menggunakan fosfin harus dilakukan dengan memperhatikan kadar air dari komoditas. Hal ini sangat penting karena fosfin sangat reaktif terhadap air. Oleh karena itulah komoditas yang akan difumigasi menggunakan bahan kimia ini direkomendasikan memiliki kadar air di  bawah 22%.

Cara Penggunaan Fosfin untuk Fumigasi

Cara penggunaan fosfin sebagai fumigan harus memperhatikan beberapa hal berikut:

  1. Ruangan khusus tempat fumigasi

Fumigasi mengandalkan gas fosfin untuk menyebar ke tempat penyimpanan dan mengendalikan hama gudang. Agar proses fumigasi efektif dan tepat sasaran, ruang penyimpanan yang akan dilakukan fumigasi harus bersifat kedap udara sehingga gas fosfin atau fumigan yang digunakan tidak bocor ke luar dan mencapai konsentrasi yang tepat untuk membunuh hama. Meski begitu, proses fumigasi tetap dapat dilakukan pada ruangan yang tidak kedap gas, yaitu dengan memanfaatkan lembar penutup (sheet fumigation) atau sungkup.

  1. Suhu ruang

Suhu atau temperatur ruangan dapat mempengaruhi distribusi gas. Oleh karena itulah suhu ruangan sangat penting dalam proses fumigasi. Suhu juga berpengaruh terhadap konsentrasi fosfin yang efektif untuk mengendalikan hama. Suhu ruangan yang direkomendasikan untuk fumigasi menggunakan fosfin adalah 21 derajat celsius. Fumigasi masih dapat dilakukan pada ruang penyimpanan dengan suhu di bawah 21 derajat, tetapi waktu paparan harus lebih lama dibanding fumigasi pada ruang bersuhu 21 derajat atau lebih. Artinya, suhu ruangan berpengaruh terhadap lamanya waktu paparan.

  1. Hama dan dosis

Dosis fumigan atau fosfin yang diperlukan sangat tergantung dari stadia hama yang akan dikendalikan. Oleh karena itulah monitoring perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan fumigasi. Efektif atau tidaknya fumigasi tidak hanya dipengaruhi oleh dosis fumigan dan stadia hama, tetapi juga dipengaruhi oleh lamanya waktu paparan atau exposure time. Meski begitu, penggunaan dosis juga kadang menyesuaikan dengan jenis komoditas yang difumigasi serta permintaan dari pelanggan atau ketentuan yang diberikan negara tujuan.

Komentar