Dari Segelas Susu untuk Masa Depan Bangsa, MBG Jadi Motor Kemandirian Gizi Nasional

Nasional11 views

Jakarta— Pemerintah terus memperkuat komitmen membangun generasi sehat dan cerdas melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dari segelas susu yang dibagikan setiap hari di sekolah, program ini kini berkembang menjadi motor penggerak kemandirian gizi nasional dan pemberdayaan ekonomi rakyat.

Susu menjadi salah satu komponen utama dalam menu MBG bukan tanpa alasan. Berdasarkan kajian Badan Gizi Nasional (BGN), susu mengandung 13 zat gizi esensial yang penting bagi pertumbuhan anak, termasuk protein, kalsium, dan vitamin D. Zat-zat tersebut berperan besar dalam pembentukan tulang, perkembangan otak, serta menjaga daya tahan tubuh anak usia sekolah.

Kepala BGN, dr. Ratna Dewi, menjelaskan bahwa setiap produk dalam program MBG wajib mengandung minimal 20 persen susu sesuai standar gizi nasional. “Asupan kalsium dari makanan biasa baru mencukupi sekitar 7 hingga 12 persen kebutuhan harian anak. Karena itu, susu menjadi pelengkap penting untuk menutup kekurangan tersebut,” ujarnya.

Namun, manfaat program MBG tidak berhenti di meja makan. Penerapan kebijakan ini turut membuka peluang ekonomi bagi peternak rakyat dan pelaku UMKM lokal di berbagai daerah. Pemerintah memberikan pasar yang luas dan stabil bagi peternak susu, sekaligus memberdayakan UMKM sebagai penyedia bahan pangan bergizi dan pengolah produk lokal.

“MBG bukan hanya tentang gizi anak-anak, tapi juga tentang kemandirian ekonomi bangsa. Kita ingin ekosistem pangan yang kuat, sehat, dan berkelanjutan,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, menegaskan sinergi antara sektor gizi dan ekonomi kerakyatan.

Sejak Januari hingga September 2025, tercatat lebih dari 1,1 miliar porsi makanan bergizi telah disalurkan kepada anak-anak sekolah dan pondok pesantren di seluruh Indonesia. Capaian ini menunjukkan keseriusan pemerintah menjalankan salah satu dari 8 Program Hasil Terbaik Cepat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya dalam penyediaan makanan dan susu gratis bagi anak-anak.

Selain meningkatkan kesehatan anak, program MBG juga memperkuat ketahanan pangan berbasis lokal. Melalui pelatihan, pendampingan, dan akses pembiayaan, pelaku UMKM di berbagai daerah kini mampu memenuhi standar keamanan dan kualitas gizi yang ditetapkan oleh BGN.

Para ahli menilai, keberhasilan MBG menjadi tonggak baru pembangunan manusia Indonesia. Dengan menjadikan susu sebagai simbol gizi dan pemberdayaan, pemerintah tidak hanya menyiapkan anak yang sehat, tetapi juga menumbuhkan ekonomi rakyat dari akar rumput.

Dari segelas susu yang diminum setiap pagi, masa depan bangsa tengah dibangun — sehat, cerdas, dan mandiri di atas pondasi kemandirian gizi nasional.

 

Komentar